Perangkat Kurikulum Merdeka Kelas 1 - Deep Learning

Kurikulum Merdeka merupakan terobosan dalam sistem pendidikan Indonesia yang menekankan pada kebebasan, keberagaman, dan pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan peserta didik. Salah satu pendekatan utama dalam kurikulum ini adalah Pembelajaran Mendalam (Deep Learning), yaitu pembelajaran yang tidak sekadar menyampaikan materi, tetapi juga membangun pemahaman yang kuat, keterampilan berpikir kritis, serta pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan.

Apa Itu Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)?

Pembelajaran mendalam adalah proses belajar yang mendorong peserta didik untuk:

• Memahami konsep secara menyeluruh (bukan sekadar menghafal).
• Menghubungkan pengetahuan baru dengan pengalaman atau konteks kehidupan nyata.
• Menerapkan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah nyata.
• Membangun sikap reflektif, kolaboratif, dan kreatif.

Pembelajaran ini juga erat kaitannya dengan tiga prinsip utama yang mendukung Kurikulum Merdeka, yaitu: Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning.

Tiga Pilar dalam Pembelajaran Kurikulum Merdeka

1. Mindful Learning (Pembelajaran Sadar Penuh)

Mindful Learning adalah pembelajaran yang dilakukan dengan kesadaran penuh, fokus, dan keterlibatan aktif dari peserta didik. Dalam proses ini, siswa benar-benar hadir secara mental dan emosional saat belajar.

Ciri-ciri:

• Siswa menyadari apa yang sedang mereka pelajari dan mengapa itu penting.
• Ada kontrol diri, fokus, dan refleksi atas proses belajar.
• Menghindari distraksi dan pembelajaran yang terburu-buru.

Contoh: Siswa diajak berdiskusi tentang pentingnya menjaga lingkungan, lalu mereka mengamati kondisi sekitar sekolah dan membuat rencana aksi nyata. Mereka belajar tidak hanya dengan membaca, tapi juga dengan merasakan dan memahami dampaknya.

2. Meaningful Learning (Pembelajaran Bermakna)

Meaningful Learning menekankan bahwa informasi yang diterima siswa harus dihubungkan dengan pengalaman, pengetahuan, atau kebutuhan mereka. Pembelajaran tidak hanya berhenti pada hafalan, tetapi benar-benar dipahami dan relevan.

Ciri-ciri:

• Pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
• Membangun pemahaman jangka panjang, bukan sekadar untuk ujian.
• Membantu siswa melihat “makna” dari apa yang mereka pelajari.

Contoh: Saat belajar tentang sistem pencernaan, siswa tidak hanya membaca teori, tetapi juga mengeksplorasi bagaimana makanan sehari-hari memengaruhi tubuh mereka.

3. Joyful Learning (Pembelajaran Menyenangkan)

Joyful Learning menjadikan proses belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan, memotivasi, dan membangkitkan rasa ingin tahu. Ketika siswa merasa senang, mereka akan lebih mudah menyerap informasi dan terlibat dalam pembelajaran.

Ciri-ciri:

• Suasana kelas yang ramah, tidak menegangkan.
• Menggunakan metode kreatif, permainan, proyek, atau media digital.
• Mendorong siswa untuk aktif, bertanya, dan bereksperimen.

Contoh: Guru menggunakan permainan interaktif atau simulasi dalam mengajarkan konsep matematika atau sains, sehingga siswa tidak merasa bosan.

Perangkat dalam Kurikulum Merdeka untuk Mendukung Deep Learning

Untuk mendukung pendekatan ini, Kurikulum Merdeka menyediakan perangkat berikut:

Pembelajaran mendalam dalam Kurikulum Merdeka merupakan perwujudan dari pendidikan yang memanusiakan manusia. Dengan menerapkan Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyful Learning, guru tidak hanya menyampaikan materi, tetapi juga membentuk karakter dan kompetensi peserta didik untuk menghadapi tantangan masa depan. Perangkat yang disediakan dalam kurikulum ini dirancang agar pembelajaran lebih fleksibel, kontekstual, dan berdampak langsung terhadap perkembangan peserta didik.

Silahkan download Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka menggunakan Pendekatan Deep Learning :